FORKOMNAS, SINERGISITAS MEWUJUDKAN SDM KESEHATAN UNGGUL MENUJU INDONESIA EMAS Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan 2024
Jakarta – Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan melakukan kegiatan terkait dengan Pertemuan Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan Nasional (Forkomnas) dengan tema “Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Unggul Menuju Indonesia Emas”. Suatu wadah akbar yang melibatkan lima ratus peserta dan terdiri dari unsur internal serta eksternal Kementerian Kesehatan. Forum ini diharapkan dapat mempermudah koordinasi program yang berkaitan dengan Tenaga Kesehatan, dimana di dalamnya terdapat sinergi tidak terbatas sebagai bentuk optimalisasi peran SDM Kesehatan di pusat maupun daerah sebagai bentuk dukungan bagi transformasi kesehatan. Transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan bertujuan mengatasi permasalahan tenaga kesehatan di Indonesia, yang meliputi jumlah, jenis, distribusi dan kualitas. Kekurangan jumlah tenaga kesehatan terutama di Indonesia bagian timur dimana masih banyak terdapat Puskesmas tanpa dokter, Puskesmas yang belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar, dan rumah sakit umum daerah kabupaten/kota kurang dokter spesialis untuk penanganan empat penyakit prioritas dan tujuh jenis dokter spesialis dasar. Diarahkan adanya kebijakan untuk peningkatan jumlah produksi dokter dan dokter spesialis serta rencana pendayagunaannya sampai ke daerah-daerah. Jumlah, distribusi hingga kualitas dari tenaga kesehatan mencukupi untuk memberikan layanan dan akses kepada seluruh rakyat Indonesia harus terus didorong.
Transformasi kesehatan sendiri sudah melewati duapuluh satu upaya dan capaian. Salah satunya yang menjadi sorotan saat ini adalah Surat Tanda Registrasi (STR) seumur hidup dan mendapatkan pembahasan khusus dalam media forum ini.
Acara yang berlangsung selama empat hari, yakni 20-23 Mei 2024 di Hotel Shangrila Jakarta ini, diawali dengan acara panel Pra Pembukaan yang bertemakan Pemenuhan dan Pengadaan CASN dan Perlindungan Hukum dan Kesejahteraan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
Marak acara pada hari kedua dihadiri pula oleh Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin. Agenda diawali dengan pembacaan Laporan Panitia oleh Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Arianti Anaya, yang mensarikan bahwa visi besar dalam memajukan sektor kesehatan yang tanpa disertai sumber daya SDM kesehatan, maka sarana prasarana yang tersedia tidak akan dapat dimaksimalkan dengan baik. Setelah itu Menteri Kesehatan memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi. Dalam sambutannya, beliau menandaskan tiga permasalahan utama SDM Kesehatan, yakni jumlah, distribusi dan kualitas.“Secara masif kesempatan kerja masih ada, tapi secara tataran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan masih sulit, karena juga kekurangan tenaga kesehatan”, ujar Budi dalam sambutannya. Menilik pentingnya suatu terobosan dalam hal pemenuhan tenaga dokter, “Bahkan produksi dokter gigi lebih sedikit daripada produksi dokter umum” tambah Budi.
Highlight dari Forkomnas ini adalah dilakukannya launching (peluncuran) 5 Inovasi untuk SDM Kesehatan, dimana 3 (tiga) diantaranya merupakan Fitur baru SatuSehat SDMK, yaitu (1) Perencanaan Kebutuhan Nasional Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, (2) Evaluasi Kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA) Lulusan Luar Negeri, dan (3) Satuan Kredit Profesi. Kemudian, dua inovasi lainnya yaitu (4) Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan berbasis Computer Assistant Test (CAT), dan (5) STR “0” rupiah. Selain itu, diberikan pula 25 kategori penghargaan yang beragam antara lain untuk Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Provinsi serta Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah, Fakultas Kedokteran, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, Kolegium , Kementerian/Lembaga dan Instansi Penyelenggara Perizinan dan Pelatihan.
Dengan adanya lauching 5 inovasi untuk SDM kesehatan ini, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif untuk tercapainya pilar ke lima (transformasi SDM kesehatan). Dalam keterangannya pada media, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, menjelaskan salah satu inovasi yang diluncurkan yaitu mulai Juni 2024, maka akan diberlakukan STR “0” rupiah untuk pembaharuan STR menjadi Seumur Hidup. Jadi, bagi Warga Negara Indonesia yang pernah memiliki STR dan ingin melakukan pembaharuan menjadi STR Seumur Hidup, maka pembaharuan STR tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis. “Sebagai rentetan dari kita kemarin me-launching STR seumur hidup, maka STR semumur hidup ini sekarang akan kita berikan tambahan ‘privilege’, bahwa STR ini tidak berbayar atau “0” rupiah untuk seluruh warga negara Indonesia yang berada di Indonesia tentunya”. “Jadi saya yakin juga suatu hal inovasi yang dilakukan oleh teman-teman kami dan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk khususnya tenaga medis dan tenaga kesehatan yang nantinya tentu akan berdampak pada pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat”, tegas Arianti.
Melanjutkan kegiatan setelah press door stop dilaksanakan panel dengan materi Persiapan Program Pendidikan Dokter Spesialis di RS Pendidikan Sebagai Penyelenggara Utama (RSP-PU), Beasiswa dan Fellowship, Transformasi Registrasi dan Perizinan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Pasca UU 17 Tahun 2023 dan diakhiri dengan panel Peningkatan Kompetensi Digital Terintegrasi Satu Sehat SDMK.
Dalam giat hari ketiga diselenggarakan panel dengan materi Kontribusi Pemerintah dan Swasta Dalam Pemenuhan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan di Fasyankes, Pemanfaatan aplikasi SATUSEHAT SDMK dalam proses registrasi dan perizinan termasuk SKP dan Plataran Sehat, Perencanaan Nasional Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan. "Digitalisasi siklus hidup Named dan Nakes melalui satu sehat SDMK yang dimulai dari lulus Pendidikan sampai mereka sudah tidak bertugas lagi", simpul Sjamsul Ariffin, selaku Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto yang juga bertindak sebagai moderator.
Sementara itu panel ke sembilan yang merupakan panel terakhir berisikan perihal Proyeksi Kebutuhan Tenaga Medis di Indonesia 2023-2032. Diantaranya berisikan, Kebijakan Perencanaan Kebutuhan Nasional Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, Perhitungan Perencanaan Kebutuhan Nasional Tenaga Medis dan Perhitungan Kebutuhan Dokter Spesialis Urologi sebagai dasar pemenuhan dan pemerataan tenaga medis. Penting untuk diketahui bahwa dalam hal perencanaan tenaga medis dan tenaga kesehatan, maka perhitungan tenaga medis dan tenaga kesehatan hingga level provinsi dan kabupaten dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan strategis seperti penentuan kuota produksi, pendirian prodi, penerbitan SIP, dan pengaturan distribusi-redistribusi.