Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan secara resmi melakukan kolaborasi program dengan World Health Organization (WHO) Indonesia. Area kerjasama ini merupakan 3 langkah strategis yang meliputi produksi, distribusi dan peningkatan kualitas tenaga medis – tenaga kesehatan (named-nakes).
“Saat ini Indonesia mengalami masalah di bidang kesehatan diantaranya kekurangan tenaga kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan, terutama di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan distribusi yang belum merata. Situasi ini menjadikan keterlambatan pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat” Direktur Jenderal tenaga Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM, menjelaskan latar belakang pada pembukaan Launching Hibah-WHO dan Diskusi Tematik di Jakarta, 11 Juni 2024.
Kolaborasi ini dilakukan melalui Hibah dari WHO dengan total Hibah senilai 4,3 milyar rupiah. Hibah tersebut diperuntukan Penguatan Sistem Informasi SDMK, Pengembangan Poltekkes Kemenkes dalam mencapai Kompetensi Global pada sistem Universal Heatlh Coverage (UHC), Perencanaan Named-Nakes melalui analisa beban kerja, Penguatan Platform Plataran Sehat, dan Penerapan Kebijakan dan E-learning media untuk program retensi.
Deputy WHO Representative, Dr Momoe Takeuchi, menyambut positif mulainya kolaborasi ini ditandai dengan launching Hibah WHO-Ditjen Nakes. Acara ini dihadiri oleh WHO Regional Advisor, Dr. Ibadat Dhillon, Prof. Harry Cayton, UK and International Recognized advisor on professional regulation and governance, drg. Oscar Primadi, MPH Analis Kebijakan Ahli Utama, dan Para Direktur dan Sekretaris di Lingkungan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan yang melakukan paparan mengenai programnya masing-masing.
Seleksi Kolegium Kolegium Kesehatan Indonesia
Penyusunan Bezetting dan Formasi ASN Tahun 2024 di Lingkungan Ditjen Nakes
AKSELARASI PEMENUHAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) BERBASIS RUMAH...