Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan Tenaga Kesehatan (Nakes) dalam penanganan gangguan tumbuh kembang anak, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dengan difasilitasi Sekretariat KTKI menyelenggarakan Workshop Penguatan Keterampilan Keprofesian Tenaga Kesehatan di Bapelkes Semarang Kampus Salaman, Jawa Tengah, pada tanggal 22 – 24 Agustus 2024.
“Anak-anak Indonesia merupakan aset generasi kita, komponen SDM yang akan berperan untuk pembangunan Indonesia ke depannya. Nakes perlu berkontribusi dalam memberikan pelayanan promotif, preventif, dan kuratif untuk meningkatkan keterampilan dalam menangani gangguan tumbuh kembang anak” sambut Suhartati, S.Kp, M.Kes, Wakil Ketua KTKI pada saat pembukaan.
Gangguan tumbuh kembang cukup umum terjadi pada anak-anak seperti gangguan perkembangan bahasa, motorik, sosial, dan kognitif dapat ditemukan pada berbagai tingkat usia anak. Gangguan perkembangan lebih mudah ditangani jika teridentifikasi dan diintervensi sejak dini, karena bila tidak ditangani dengan baik akan dapat mengganggu proses belajar anak dan menurunkan prestasi akademis mereka.
Penanganan gangguan tumbuh kembang anak oleh Nakes, baik promotif dan kuratif, membutuhkan pengetahuan dan keterampilan terkini. Jenis Nakes yang dapat melakukan intervensi sesuai kompetensi dan kewenangan, diantaranya: Perawat, Terapis Okupasional, Terapis Wicara, dan Ortotik Prostetik. Pada giat ini, peserta diajak untuk mendengarkan materi dari narasumber dan fasilitator, berdiskusi secara kelompok, tanya jawab, dan melakukan praktik penanganan gangguan tumbuh kembang anak.
Workshop ini diikuti oleh sebanyak 200 orang mengikuti secara luring berasal dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, 643 melalui aplikasi Zoom Meeting, dan 3.725 orang melalui Youtube. Selain itu sebanyak 15.072 orang mengikuti melalui Plataran Sehat (lms.kemkes.go.id).
Melalui workshop ini, para peserta diharapkan dapat mengidentifikasi tanda gangguan perkembangan anak, menangani gangguan tumbuh kembang, dan mencegah perburukan serta dapat melibatkan peran aktif orang tua, kader kesehatan dan guru pendidik PAUD dalam penanganannya.
Seleksi Kolegium Kolegium Kesehatan Indonesia
Penyusunan Bezetting dan Formasi ASN Tahun 2024 di Lingkungan Ditjen Nakes
AKSELARASI PEMENUHAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) BERBASIS RUMAH...