Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) menyelenggarakan *Pertemuan Nasional Tenaga Kesehatan* dengan tema _“Optimalisasi Peran Tenaga Kesehatan dan Tenaga Medis Melalui Interprofessional Collaboration dalam Mendukung Transformasi Sistem Kesehatan” pada tanggal 19–21 Agustus 2024 di Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan, mengakselerasikan, dan mengoptimalisasikan peran tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga medis (named), serta sebagai forum komunikasi antara pemerintah pusat, Konsil, Dinas Kesehatan, dan stakeholder terkait tentang upaya-upaya optimalisasi tersebut.
Pertemuan yang dilaksanakan secara hybrid ini terbagi dalam bentuk ceramah, dialog tanya jawab, dan diskusi panel. Hadir memberikan sambutan Gubernur yang diwakili oleh Sekda Provinsi DIY, Ketua KTKI dan Dirjen Nakes yang menjadi keynote speaker serta membuka acara secara resmi pada kesempatan tersebut. Turut hadir juga narasumber dari Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan; unit kerja terkait lainnya di lingkungan Kemenkes, Board of Director Management and Science University, Malaysia ; RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta; Kolegium Neurologi: Kolegium Keperawatan; PERSI ; ARSADA; ADINKES Pusat. Sementara peserta berasal dari Ditjen Nakes; KTKI, KKI, DTO, perwakilan Poltekkes Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, perwakilan RS Vertikal Kemenkes, RSUD di wilayah Yogyakarta, kolegium tenaga kesehatan dan stakeholder terkait lainnya.
Pada pertemuan ini juga sekaligus dilakukan *penyerahan secara simbolis 9 (sembilan) standar kompetensi tenaga kesehatan* kepada kolegium berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan oleh Dirjen Nakes Arianti Anaya, antara lain:
1. Standar Kompetensi Terapis Okupasional
2. Standar Kompetensi Pembimbing Kesehatan Kerja
3. Standar Kompetensi Optometris
4. Standar Kompetensi Ortotik Prostetis
5. Standar Kompetensi Audiologis
6. Standar Kompetensi Fisioterapis
7. Standar Kompetensi Tenaga Kesehatan Masyarakat
8. Standar Kompetensi Tenaga Vokasi Farmasi
9. Standar Kompetensi Psikolog Klinis
Selain itu, terdapat juga pameran poster dari konsil masing-masing tenaga kesehatan dan booth konsultasi yang menyediakan layanan akupuntur, fisioterapi, audiologi, jamu segar, edukasi pasien SC, Pusat unggulan Iptek dan layanan skrining PTM oleh Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, akupuntur, Konsultasi Protesa dan Maxilo Facial, pemeriksaan gigi, konseling dan psikoterapi, pemeriksaan refraksi mata dan pemeriksaan goldar + rhesus serta menampilkan produk-produk dari Poltekkes Yogyakarta dan Poltekkes Surakarta.
Dalam sambutannya Arianti menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas nama Kemenkes kepada Konsil, Dinas Kesehatan, dan stakeholder terkait lain yang senantiasa mendukung Kemenkes mewujudkan transformasi kesehatan. Arianti juga berharap agar kegiatan ini dapat dimanfaatkan dengan baik dalam mencari jalan, inovasi, dan strategi yang perlu dilakukan. Agar ke depannya dengan alat dan SDM Kesehatan yang cukup serta _interprofessiobal collaboration_ tenaga kesehatan dan tenaga medis, kita dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam mencari pengobatan/ pelayanan kesehatan di dalam negeri, bahkan dapat menarik minat warga asing untuk berobat di Indonesia.
“Alone, we can do so little. Together we can do so much”, ujarnya seraya mengutip quote dari seorang penulis dan aktivis sosial Helen Keller. Maknanya adalah jika seorang diri, kita hanya dapat melakukan sedikit hal, namun jika bersama-sama kita dapat melakukan banyak hal”. Pesan tersebut memiliki makna tentang kekuatan kolaborasi dan pentingnya bekerjasama sebagai sebuah tim untuk mencapai tujuan yang besar dan berarti sesuai dengan tema pada pertemuan ini.
Seleksi Kolegium Kolegium Kesehatan Indonesia
Penyusunan Bezetting dan Formasi ASN Tahun 2024 di Lingkungan Ditjen Nakes
AKSELARASI PEMENUHAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) BERBASIS RUMAH...